Sumbang

Leave a Comment


Sumbang

Kuatnya belenggu besi
Mengikat kedua kaki
Tajamnya ujung belati
Menghujam di ulu hati
Sanggupkah tak akan lari
Walau akhirnya pasti mati

Di kepala tanpa baja
Di tangan tanpa senjata
Ah itu soal biasa
Yang singgah didepan mata kita

Lusuhnya kain bendera dihalaman rumah kita
Bukan satu alasan untuk kita tinggalkan
Banyaknya persoalan yang datang tak kenal kasihan
Menyerang dalam gelap

Memburu kala haru dengan cara main kayu
Tinggalkan bekas biru lalu pergi tanpa ragu
Memburu kala haru dengan cara main kayu
Tinggalkan bekas biru lalu pergi tanpa ragu

Setan setan politik
Kan datang mencekik
Walau dimasa paceklik
Tetap mencekik
Apakah selamanya politik itu kejam ?
Apakah selamanya dia datang tuk menghantam ?
Ataukah memang itu yang sudah digariskan
Menjilat, menghasut, menindas, memperkosa hak hak sewajarnya

Maling teriak maling
Sembunyi balik dinding
Pengecut lari terkencing kencing
Tikam dari belakang
Lawan lengah diterjang
Lalu sibuk (kasak kusuk) mencari kambing hitam
Selusin kepala tak berdosa
Berteriak hingga serak didalam negeri yang congkak
Lalu senang dalang tertawa
Ya ha ha

SEJARAH DESA CIGUGUR ( TAK KENAL GUGUR )

Leave a Comment
http://p.pw/babrSu
-red; balong cigugur-

KISAH bermula ketika pada 1822 (versi lain menyebut tahun 1859) lahirlah seorang bayi laki-laki dari rahim Nyi Raden Kastewi. Ayah sang bayi adalah Pangeran Sutawijaya Alibassa Wijayaningrat, seorang Pangeran yang memerintah di Kepangeranan Gebang, sebuah wilayah otonom yang memiliki pemerintahan sendiri pada awal abad awal ke-18 di sebelah timur Kesultanan Cirebon.
Sejarah mencatat, sebelum Banten, Sunda Kelapa, dan Caruban (Cirebon) dikenal sebagai pelabuhan penting, Gebang telah memerankan fungsi kemaritiman di pantai utara Jawa, sebelum kelak dilumpuhkan secara sistematis oleh Pemerintah Hindia Belanda yang “meminjam tangan” kekuasaan politik lokal pada masa itu.
Kembali pada kisah Kiai Madrais. Selain sebagai pemimpin Keraton Gebang, ayah Kiai Madrais adalah seorang ahli kebatinan dan pemimpin keagamaan di wilayahnya. Sedang ibunya, Nyi Raden Kastewi, adalah keturunan bangsawan Susukan (Ciawigebang)—sekarang wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat (ed. A. Budi Susanto: 2007).
Ketika Gebang dalam tekanan Pemerintah Hindia Belanda, sang istri yang sedang hamil diungsikan oleh Pangeran Sutawijaya Alibassa ke rumah seorang kuwu (kepala desa) Padara (sekarang Cigugur) bernama Ki Sastrawadana. Kepala desa ini adalah bekas pasukan Mataram Islam ketika Sultan Agung, Raja Mataram kala itu, menyerang Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) ke Batavia. Ki Sastrawadana menolak kembali ke Mataram dan memilih tinggal di Cigugur.
Sekarang ini, Cigugur yang berada di ketinggian sekitar 700 meter dari permukaan laut (dpl) di kaki Gunung Ciremei (3.087 meter) merupakan nama sebuah desa sekaligus ibu kota kecamatan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Koleksi Paseban Tri Panca Tunggal
Menurut Pangeran Djatikusumah (79), cucu sekaligus penerus ajaran Kiai Madrais, semula kakeknya bernama kecil Taswan. Kelak setelah dewasa bernama Sadewa Alibassa Wijayakusuma Ningrat atau dikenal dengan nama Pangeran Surya Nata. Pada perkembangan berikutnya, ia lebih dikenal dengan nama Pangeran Madrais atau Kiai Madrais. Sebutan ‘kiai’ sesungguhnya sebutan penghargaan kepada seorang tokoh atau pemimpin yang sangat dihormati dan dituakan.
Saat berusia 10 tahun, Kiai Madrais bekerja pada Kuwu Sagarahiang sebagai penggembala kerbau. Baru sekitar 1840 nama Kiai Madrais mulai dikenal di Cigugur. Pada masa itu, Ki Madrais sering berkelana keluar masuk Cigugur hingga akhirnya menetap di desa itu. Di desa inilah Kiai Madrais mendirikan pesantren dengan mengajarkan agama Islam. Kepada santri-santrinya, dia selalu mengingatkan untuk dapat lebih menghargai cara dan ciri kebangsaan sendiri (Djawa Sunda).
Kiai Madrais dikenal oleh masyarakat awam dan kalangan pesantren, mengajarkan tuntunan hidup yang disebut sebagai “Jati Sunda”. Pemerintah Hindia Belanda hingga rezim Orde Baru menyebut ajaran itu dengan sebutan Ajaran Djawa Sunda (ADS) yang merupakan kependekan dari “andjawat lan andjawab roh susun-susun kang den tunda” atau memilih dan menyaring roh kehidupan alam untuk menyempurnakan menjadi roh insan.
Dituturkan Djatikusumah, sebagai pemimpin umat, Kiai Madrais dikenal memiliki cara pandang yang sangat luas dalam wawasan kebangsaan dan kemanusiaan melalui ajaran yang menyangkut “Cara dan Ciri Manusia” yang meliputi: welas asih (cinta kasih), tata krama (aturan berperilaku), undak-usuk (etika bersikap), budi daya-daya budi (kreativitas dan sopan santun berbahasa), wiwaha yuda na raga (sikap bijak dan penuh pertimbangan) serta “Cara dan Ciri Bangsa” yang meliputi: rupa, aksara, adat, dan budaya. Tuntunan hidup Madraisme ini dianggap berbahaya oleh kolonial Belanda karena akan dianggap membakar semangat pariotisme dan nasionalisme.

Kandidat capres diharapkan tak saling hujat

Leave a Comment

Kandidat capres diharapkan tak saling hujat


Kandidat capres diharapkan tak saling hujat
http://p.pw/babrSp

Sindonews.com - Persatuan Purnawirawan Warakauri TNI-Polri (Pepabri) berharap, Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014 lancar dan kondusif.

Hal demikian dikatakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Purnawirawan Warakauri TNI-Polri (DPP Pepabri) Agum Gumelar.

"Ketika mereka menuju pada ambisinya menjadi presiden, harapan kami lakukan itu semua dengan menyebarluaskan, dengan pemikiran brilian kepada seluruh rakyat Indonesia tanpa caci maki, hujat menghujat, tanpa melakukan tindakan di luar kewajaran," ujar Agum usai melakukan pertemuan, di halaman Istana Negara, Jakarta, Kamis (24/4/2014).

Harapan itu disampaikannya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat bertemu dengan Ketua umum Partai Demokrat itu di kantor Presiden, Jakarta, hari ini.

"Harapan kedua adalah setiap pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, dengan pendukungnya, jangan pernah anggap calon lain sebagai musuh yang harus dihancurleburkan. Tapi harus anggap, calon lain sebagai saingan dalam suatu kontes demokrasi," ungkapnya.

(maf)

Trotoar

Leave a Comment

will post to this blog about all my kids activity later,..